Aku tak sanggup mengelak..
saat tali asmaranya menjerat hatiku..
kubiarkan hati ini tersiksa oleh kebahagiaan..
hingga pikiran dan jiwaku pun ikut teracuni..
mataku telah terhipnotis oleh kecantikannya..
hingga tatapanku tak mampu berpaling darinya..
suaranya tetap terdengar,walau dalam kebisingan kota..
kalimat-kalimatnya penuh dengan kebijaksanaan..
pesonanya membuat ribuan bunga iri padanya..
karena kupu-kpu lebih memilih hinggap di ronanya..
senyumnya mampu memberikan kesejukan..
meski aku di gurun pasir yang gersang..
kerudung yang menutupi kepalanya...
menunjukan betapa tinggi kehormatanyya...
ribuan pria berusaha untuk menyentuhnya..
tapi iman selalu menjadi pelindungnya...
Puisi
|
This entry was posted on 11:18 PM and is filed under
Puisi
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 comments: