Band: Axenstar Album: The Inquisition Tahun: 2005 Aliran: Power Metal Bit rate: 128 kbps
Track: 01 - The Fallen One (03:50) 02 - Under Black Wings (05:37) 03 - Salvation (03:57) 04 - Inside Your Mind (05:52) 05 - Daydreamer (04:32) 06 - Drifting (02:27) 07 - The Burning (07:16) 08 - Run Or Hide (05:04) 09 - The Sands of Time (04:30)
Band: Axenstar Album: The Final Requiem Tahun: 2006 Aliran: Power Metal Bit rate: 128 kbps
Track: 01 - The Final Requiem (03:52) 02 - Condemnation (04:02) 03 - The Divine (04:18) 04 - Edge of The World (05:19) 05 - Thirteen (04:41) 06 - The Hide (04:58) 07 - Underworld (05:46) 08 - Spirit (04:06) 09 - Pagan Ritual (03:55) 10 - Seeds of Evil (04:36) 11 - End of The Line (03:59) 12 - Beyond The Lies (04:48)
Band: Edguy Album: Hall of Flames (CD 2) Tahun: 2004 Aliran: Power Metal Bit rate: 128 kbps
Track: 01 - The Devil & The Servant (05:29) 02 - Wings of A Dream (2001 Version) (05:06) 03 - For A Trace of Life (04:11) 04 - But Here I Am (04:35) 05 - La Marche Des Gendarmes (02:48) 06 - Avantasia (Live) (05:07) 07 - Walk On Fighting (Live) (05:18) 08 - Wake Up The King (Live) (06:16)
Band: Edguy Album: Hall of Flames (CD 1) Tahun: 2004 Aliran: Power Metal Bit rate: 128 kbps
Track: 01 - Tears of A Mandrake (Single Version) (05:00) 02 - Jerusalem (05:28) 03 - Out of Control (05:04) 04 - The Headless Game (05:29) 05 - Scarlet Rose (05:11) 06 - Nailed To The Wheel (05:40) 07 - Vain Glory Opera (06:10) 08 - Theater of Salvation (12:24) 09 - Key To My Fate (04:34) 10 - Deadmaker (05:18) 11 - Land of The Miracle (06:32) 12 - Until We Rise Again (04:28) 13 - The Unbeliever (05:47)
Band: Edguy Album: Rocket Ride Tahun: 2006 Aliran: Power Metal Bit rate: 128 kbps
Track: 01 - Sacrifice (08:02) 02 - Rocket Ride (04:49) 03 - Wasted Time (05:49) 04 - Matrix (04:10) 05 - Return To The Tribe (06:07) 06 - The Asylum (07:39) 07 - Save Me (03:48) 08 - Catch of The Century (04:04) 09 - Out of Vogue (04:37) 10 - Superheroes (03:21) 11 - Trinidad (03:30) 12 - Fucking With Fire (Hair Force One - Bonus Track) (04:24) 13 - Land of The Miracle (Live In Brazil - Limited Edition Bonus Track) (05:48)
Band: Avantasia Album: Lost In Space Part 1 (EP) Tahun: 2007 Aliran: Power Metal Bit rate: 128 kbps
Track: 01 - Lost In Space (03:47) 02 - Lay All Your Love On Me (ABBA Cover) 03 - Another Angel Down (feat. Jorn Lande) 04 - The Story Ain't Over (feat. Bob Catley & Amanda Sommerville) (04:56) 05 - Return To Avantasia (00:43) 06 - Ride The Sky (feat. Eric Singer On Vocals) (02:52)
Selama ini mungkin kita hanya tahu bagaimana cara menambah Gadget di halaman bagian samping atau bagian bawah. Tapi bagaimana caranya kalau kita pingin menambah Gadget di bagian atas...?
Untuk mengetahuinya, silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Login ke blog anda 2. Klik Tata Letak 3. Klik Edit HTML 4. Beri tanda centang pada kotak kecil Expand Template Widget 5. Silahkan cari kode berikut ini di dalam template anda
6. Jika sudah ketemu, silahkan ganti semua kode tersebut dengan kode berikut ini
Kebanyakan orang ingin blog mereka ada kotak searchnya yang bisa di hyperlink ke search engine misal google, yahoo, astalavista dll. kali ini kita akan membuat kotak search angin, search yang kita buat sekarang bisa di tujukan ke blog kita atau pun ke search engine lain.... Caranya gampang banget deh,,,,ok, langsung aja deh,,
1. login ke blog kamu 2. masuk layout / tata letak ->> Page Elements 3. klik Add a Gadget / tambah Gadget 4. lalu pilih Html / java script 5. kalo udah muncul kotak java scrip nya pastein kode di bawah ini:
Buat temen – temen Blogger yang seneng dengan kreasi dan ingin memasang Efek daun berjatuhan dari atas caranya sangat gampang dan simple. Cuma memerlukan copy ama paste kode di bawah ini dan taruh di edit Html, selesai.
Caranya seperti biasa : 1. Log in ke Blog, 2. Klik menu Template, 3. Klik menu Edit Html, jangan lupa beri tanda centang pada "Expand Widget Templates" 4. Lalu cari kode < / head >, 5. Copy kode di bawah ini dan pastekan persis dibawah kode < / head >
Dropdown menu adalah menu yang berisi sekumpulan teks atau link yang diringkas menjadi sebuah menu tunggal yang apabila di klik akan muncul menu ke bawah.
Contohnya kaya di bawah ini neh….
Isinya hanya akan tampil jika kita mengklik pada menu tersebut sehingga bisa menghemat ruangan di blog kita. Ini juga bisa dipake buat hyperlink ke link yang kita suka.
Nah buatnya pun gampang banget,,,
1. Login ke Blog kamu. Klik menu Layout -> Page Elements 2. Klik Add a Gadget -> HTML/ Javascript 3. Masukkan kode dibawah ini kedalam kotak
Ganti alamatblog dengan dengan alamat blog kamu. Ganti teks berwarna biru dengan alamat link yang ingin dipasang. Ganti teks berwarna merah dengan nama link yang ingin ditampilkan.
4. Jika sudah klik Save. Selesai
Catatan: kode diatas untuk membuka link dalam halaman yang sama. Jika kamu ingin membuka link pada halaman baru. Ganti kode
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (disingkat IPNU) adalah badan otonom Nahldlatul Ulama yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada segmen pelajar dan santri putra. IPNU didirikan di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H/ 24 Pebruari 1954, yaitu pada Konbes LP Ma’arif NU. Pendiri IPNU adalah M. Shufyan Cholil (mahasiswa UGM), H. Musthafa (Solo), dan Abdul Ghony Farida (Semarang). Ketua Umum Pertama IPNU adalah M. Tholhah Mansoer yang terpilih dalam Konferensi Segi Lima yang diselenggarakan di Solo pada 30 April-1 Mei 1954 dengan melibatkan perwakilan dari Yogyakarta, Semarang, Solo, Jombang, dan Kediri. Pada tahun 1988, sebagai implikasi dari tekanan rezim Orde Baru, IPNU mengubah kepanjangannya menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama. Sejak saat itu, segmen garapan IPNU meluas pada komunitas remaja pada umumnya. Pada Kongres XIV di Surabaya pada tahun 2003, IPNU kembali mengubah kepanjangannya menjadi “Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama”. Sejak saat itu babak baru IPNU dimulai. Dengan keputusan itu, IPNU bertebertekad mengembalikan basisnya di sekolah dan pesantren. Visi IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan visi tersebut, IPNU melaksanakan misi: (1) Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi; (2) Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa; (3) Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah; (4) Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi. Sebagai salah satu perangkat organisasi NU, IPNU menekankan aktivitasnya pada program kaderisasi, baik pengkaderan formal, informal, maupun non-formal. Di sisi lain, sebagai organisasi pelajar, program IPNU diorientasikan pada pengembangan kapasitas pelajar dan santri, advokasi, penerbitan, dan pengorganisasian pelajar. Kini IPNU telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah di tingat provinsi dan 374 Pimpinan Cabang di tingkat kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2008, anggota IPNU telah mencapai lebih dari 2 juta pelajar santri yang telah tersebar di seluruh Indonesia.
Hufthh,,,, lega rasanya MEDIKOM bisa seperti ini. Tapi apa temen –temen tau bagai mana muncul sebuah nama MEDIKOM????? Nah artikel ini merupakan sejarah tentang rumitnya nama MEDIKOM dari awal mulanya. Tapi sejarah ini juga nggak complete banget ceritanya, “lho kanapa???” yah karena sejarah MEDIKOM itu panjang banget. Jadinya nggak inget – inget banget dech,,,,heueueueue...
Eit,,, jangan terlalu banyak omong deh, langsung aja masuk dalam sejarahnya. “Kaya lagi nonton film aja yah,,” “hueueueuee”.
Hemmm... pada sekitar taun 2003an anak –anak PMR wira dari beberapa pangkalan sekolah purwokerto (dan sekitarnya) berkumpul dalam suatu acara intern salah satu pangkalan sekolah. Dalam kesempatan itu anak – anak PMR tersebut saling berkenalan, tukar pikiran, tanya keadaan pangkalan satu sama lain, ada juga yang kenalan ke tahap tingkat tinggi. Huueeueueu,,,
Saat itu, mereka sering bertemu dalam acara intern salah satu pangkalan yang berbeda. Nah pada saat itu, mereka menebukan suatu gagasan baru, “eh kita kan sering ketemu (berkumpul) nich dalam acara – acara kaya gini,,, mendingan kita bikin perkumpulan aja yuk??” Itulah kata – kata yang muncul dalam pertemuan tersebut, sehingga mereka membuat perkumpulan PMR wira di wilayah Purwokerto dan sekitarnya. Saat itu namanya kalo nggak salah “NAMPANG” nampang???? Lho ko nampang??? Karena pada saat itu terdiri dari 16 pangkalan yang berbeda jadi dinamakan NAMPANG.
Waktu terus berjalan, anggota NAMPANG pun berubah – ubah. Kadang 16 pangkalan, 15, 17, dsb, karena keadan itulah nama perkumpulan tersebut berubah – ubah sesuai dengan anggota pangkalan perkumpulan tersebut. Sampai suatu hari muncul ide (kalo nggak salah tanggal 23 Oktober 2004) “hemmm,,, kalo kya gene terus kita kaya nggak punya prinsip. Kita harus bikin nama yang pasti, gimana kalo MEDIKOM kepanjangan dari MEDIa KOMunikasi???” saat itulah muncul nama MEDIKOM. Kalo nggak salah waktu itu tempatnya di SMU N 2 Purwokerto (waktu itu namanya masih SMU).
Barulah pada tanggal 28 Februari 2004 di sepakati oleh anggota dari perkumpulan tersebut. Waktu itu MEDIKOM sudah memiliki pendamping, yaitu dari KSR namanya mas Idad dan mas Imam. Kenapa kok namanya pendamping bukan pembina?? Katanya (mas Idad dan mas Imam) c lebih enak dipanggil pendamping dari pada pembina. Nah pada saat itulah MEDIKOM berdiri dan MEDIKOMpun terus ber – REORGANISASI dari taun ke taun sampai pada masa jabatan yang sekarang (taun 2008/2009). Sampai saat ini MEDIKOM belum memiliki ADART, tapi meski belum punya ADART MEDIKOM teteplah MEDIKOM yang kuat. Itu semua terbukti dengan program – program kerja yang telah terlaksana dengan swasembada sendiri. Bahkan program kerjanya pun nggak tanggung – tanggung, dananya nyampe ada yang jutaan lho....
Saat ini MEDIKOM sedang terus berusaha untuk memiliki ADART. Nah doain aja yah temen – temen. Amin.... Nah buat temen – temen yang pengen liat program kerjanya MEDIKOM bisa diliat di artikel – artikel MEDIKOM yang lain, ato bisa juga liat di Facebook, Friendster, sama bergaul.com nya medikom. Caranya tinggal klik aja di link yang udah disediain di pojok kanan atas blog MEDIKOM.
Kalo pengen lebih mantep lagi, makanya gabung sama MEDIKOM caranya gampang banget, yang penting temen – temen termasuk anggota PMR pangkalan kalian. Dah, itulah sedikit sejarah dari perjalanan sebuah nama MEDIKOM, atas perhatiannya temen – temen MEDIKOM ucapin terimakasih banyak.
2. Login sebagai root dengan perintah: su- 3. Kemudian install dhcp-server dengan perintah: apt-get install dhcp 4. Kemudian edit file /etc/dhcp/dhcpd.conf: Berikan tanda pagar pada setiap baris yang belum ditandai pagar,Kemudian tambahkan skrip seperti di bawah ini: subnet 29.29.29.0 netmask 255.255.255.0 { range 29.29.29.2 29.29.29.254; option subnet-mask 255.255.255.0; option broadcast-address 29.29.29.255; option routers 29.29.29.1; option domain-name “ns1.debian.com”; option domain-name-servers 172.17.17.100; default-lease-time 21600; max-lease-time 43200; } subnet 192.168.200.0 netmask 255.255.255.0 { } Sedikit akan saya jelaskan maksud dari skrip diatas. subnet 29.29.29.0 netmask 255.255.255.0 digunakan untuk memasukkan subnet dari IP dan netmask yang akan dipakai oleh client dari dhcp server . range 29.29.29.2 29.29.29.254; Digunakan untuk menentukan range dari IP client yaitu dari 29.29.29.2 s/d 29.29.29.254 option subnet-mask 255.255.255.0; Untuk subnet-mask samakan dengan netmask yang ada di baris 1. option broadcast-address 29.29.29.255; Untuk menentukan IP broadcast yang akan digunakan. option routers 29.29.29.1; Digunakan untuk menentukan gateway yang digunakan. option domain-name “ns1.debian.com”; Baris ini digunakan untuk memberikan nama dari host dns server option domain-name-servers 172.17.17.100; Baris ini digunakan untuk menentukan ip dari dns server. subnet 192.168.200.0 netmask 255.255.255.0 { } perintah ini digunakan untuk menentukan subnet dari lan card yang terhubung dengan internet. ingat!! hilangkan tanda # pada baris yang diedit.
Konfigurasi DNS (Domain Name System) Server Kompetensi : Setelah pembelajaran ini Anda dapat : 1. Menginstalasi paket software BIND9. 2. Menginstalasi dan Mengkonfigurasi paket software BIND9. 3. Menguji DNS Server Instalasi BIND9 DNS bekerja dengan konsep client-server. Sebuah komputer yang menjalankan fungsi server disebut DNS server atau nameserver dan komputer lain yang meminta penterjemahan hostname ke IP Address disebut client DNS. DNS umumnya diterapkan dengan menggunakan server terpusat yang disebut server DNS atau nameserver yang memiliki wewenang atau otoritas dalam mengelola beberapa domain dan mengacu kepada beberapa domain lainnya yang dikelola server DNS lain. Ketika komputer client meminta informasi IP Address suatu hostname ke nameserver, biasanya melalui port 53. Kemudian nameserver mencoba menerjemahkan berdasarkan librari resolv-nya, apakah hostname merupakan nama domain yang dikelola oleh nameserver dan nameserver memberikan jawaban berdasarkan cache dari data informasi yang sama yang pernah ditanyakan sebelumnya dan berhasil dijawab. Paket software untuk membangun sebuah DNS Server adalah bind (Barkeley Internet Name Domain). Bind menjadi paket software default untuk DNS pada semua distro Linux. Lakukan proses instalasi bind dengan perinah berikut : # apt-get install bind9 Setelah menekan tombol [Enter] di monitor akan terlihat seperti berikut : ns1:~# apt-get install bind9 Reading package lists... Done Building dependency tree... Done Suggested packages: bind9-doc The following NEW packages will be installed: bind9 0 upgraded, 1 newly installed, 0 to remove and 0 not upgraded. Need to get 0B/294kB of archives. After unpacking 782kB of additional disk space will be used. Media change: please insert the disc labeled 'Debian GNU/Linux 4.0 r0 _Etch_ - Official i386 DVD Binary-1 20070407-11:40' in the drive '/cdrom/' and press enter Masukan kembali disc 1 dari DVD DEbian Etch ke DVD ROM Drive lalu tekan [Enter]. Proses instalasi akan berlanjut. Memilih paket bind9 yang sebelumnya tidak dipilih. (Sedang membaca basis data ...65435 berkas dan direktori telah terpasang.) Sedang membuka paket bind9 (dari .../b/bind9/bind9_9.3.4-2_i386.deb) ... Sedang menyetel bind9 (9.3.4-2) ... Adding group `bind' (GID 112) ... Done. Adding system user `bind' (UID 108) ... Adding new user `bind' (UID 108) with group `bind' ... Not creating home directory `/var/cache/bind'. wrote key file "/etc/bind/rndc.key" Starting domain name service...: bind. ns1:~# Jika di monitor telah tampil seperti gambar di atas, ini menandakan instalasi paket software bind9 telah selesai. Kita dapat melanjutkan mengkonfigurasi paket software bind9, diantaranya file /etc/bind/named.conf.local, file data base domain, dan file reverse. Konfigurasi Paket Software BIND9 Beberapa file konfigurasi dan direktori utama DNS Server yang harus kita perhatikan adalah : 1. File konfigurasi utama terdapat pada beberapa file berikut : (a) /etc/bind/named.conf.local (b) /etc/resolv.conf (c) /etc/host.conf (d) /etc/hostname (e) /etc/hosts 2. File-file konfigurasi pendukung terletak di direktori /var/cache/bind/ Konfigurasi file named.conf.local File /etc/bind/named.conf.local merupakan file konfigurasi utama. File ini disebut boot script dan bind9 akan menggunakannya sebagai acuan yang akan menentukan cara kerja server. Kita akan membuat NS bagi zona d3bian.local. Gunakan teks editor untuk membuka file named.conf.local. Kita tidak perlu mengubah baris-baris argumen yang ada. Hanya menambahkan baris-baris argumen untuk zona d3bian.local. File named.conf.local cukup sensitif. Perhatikan pemakain huruf besar/kecil, tanda baca, simbol-simbol, dan sebagainya. Konfigurasi zona terdiri dari dua mekanisme yang beda yaitu forward dan reverse. Konfigurasi forward memetakan IP Address menjadi hostname dan reverse memetakan kebalikannya yaitu hostname menjadi IP Address. Dalam tutorial ini zona yang akan kita kelola adalah sonzarni.local. Untuk itu kita edit file /etc/bind/named.conf.local. Seperti berikut : # pico /etc/bind/named.conf.local Pindahlah ke baris paling bawah dari isi file tersebut. Tambahkan argumen berikut untuk mendaftarkan domain yang kita kelola. zone "d3bian.local" IN { type master; file "/var/cache/bind/db.d3bian"; }; zone "0.168.192.in-addr.arpa" IN { type master; file "/var/cache/bind/db.reverse"; }; Penjelasan Zona forward o Sintaks zone "d3bian.local" IN { merupakan awal dari zona d3bian.local. Jika ingin membuat NS untuk zona smkbintekpurwokerto.org maka sintaks-nya menjadi zone "smkbintekpurwokerto.org" IN {. Kata simpan IN (singkatan Internet Name) digunakan karena kita menggunakan jaringan TCP/IP. Segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu zona harus ditulis dalam tanda kurung kurawal ( { .......} ). o Pernyataan type master; baris ini menyatakan bahwa NS kita berjenis primary atau master. Jika ingin membangun secondary NS pernyataannya menjadi type slave; dan untuk caching NS pernyataannya type hint; Sebuah pernyataan selalu diakhiri dengan simbol ; (titik koma). Jika tidak maka akan dianggap baris tersebut masih ada kelanjutannya. o Baris file " /var/cache/bind/db.d3bian"; baris ini menyatakan nama file untuk zona d3bian.local di direktori /var/cache/bind. Anda bebas menentukan nama file-nya. Agar mudah dikenali sebaiknya gunakan nama file yang mirip dengan zonanya. Akhir sebuah zona harus ditutup dengan simbol }; (simbol kurung kurawal diakhiri tanda titik koma). Zona reverse. o Sintaks zone "0.168.193.in-addr.arpa" IN { merupakan awal dari zona reverse. Penulisannya kebalikan network address dari zona sonzarni.local. Jika ditulis terbalik menjadi 254.0.168.192, namun angka awal (254) dihilangkan lalu ditambah dengan in-addr-arpa maka hasil akhirnya adalah 0.168.192.in-addr.arpa. Inilah zona reverse yang kita gunakan. o Pernyataan type master; baris ini untuk menyatakan bahwa NS kita berjenis master. o Baris berikutnya file "/var/cache/bind/db.reverse"; baris ini menyatakan nama file untuk zona reverse yang berada di direktori /var/cache/bind. Anda dapat menggunakan nama file lain sesuai selera. Akhir dari sebuah zona reverse juga harus ditutup dengan }; Sehingga isi dari file /etc/bind/named.conf.local menjadi seperti berikut ini. // // Do any local configuration here // // Consider adding the 1918 zones here, if they are not used in your // organization //include "/etc/bind/zones.rfc1918"; zone "d3bian.local" IN { type master; file "/var/cache/bind/db.d3bian"; }; zone "0.168.192.in-addr.arpa" IN { type master; file "/var/cache/bind/db.reverse"; }; Konfigurasi file zona Kita sudah menentukan dua buah file zona, yaitu db.d3bian dan db.reverse, lokasinya di direktori /var/cache/bind. Untuk itu kita buat terlebih dahulu dua file tersebut. Caranya kita copy file db.local dan db.127 dari /etc/bind, setelah itu kita edit sesuai dengan kebutuhan. Perintah untuk meng-copy file-file tersebut adalah : # cp /etc/bind/db.local /var/cache/bind/db.d3bian dan # cp /etc/bind/db.127 /var/cache/bind/db.reverse Setelah meng-copy kedua file tersebut, kita akan mengkonfigurasi isinya sesuai dengan kebutuhan. Konfigurasi file /var/cache/bind/db.d3bian Kita edit file tersebut. Sebagai contoh di sini saya menggunakan pico sebagai teks editornya. # pico /var/cache/bind/db.d3bian Berikut adalah isi file db.d3bian yang akan diedit. $TTL 604800 @ IN SOA localhost. root.localhost. ( 1 ; Serial 604800 ; Refresh 86400 ; Retry 2419200 ; Expire 604800 ) ; Negative Cache TTL ; @ IN NS localhost. @ IN A 127.0.0.1 Sesuaikan isi file tersebut dengan identitas hostname pada zona yang akan kita kelola seperti terlihat di bawah ini. $TTL 604800 @ IN SOA ns1.dbian.local root.ns1.d3bian.local. ( 1 ; Serial 604800 ; Refresh 86400 ; Retry 2419200 ; Expire 604800 ) ; Negative Cache TTL ; @ IN NS ns1.d3bian.local @ IN A 192.168.0.254 ns1 IN A 192.168.0.254 www IN CNAME ns1.d3bian.local mail IN CNAME ns1.d3bian.local Simpan hasil perubahan konfigurasi dan keluar dari teks editor. Pada tutorial ini saya akan membuat DNS server, web server, dan mail server pada komputer yang sama. Dan akan membuat beberapa nama alias untuk keperluan web server dan mail server nantinya. Konfigurasi file /var/cache/bind/db.reverse Selanjutnya file yang di konfigurasi adalah db.reverse. Masih menggunakan teks editor pico, edit file tersebut. Ketikan perintah berikut : # pico /var/cache/bind/db.reverse Berikut adalah isi file db.reverse yang akan dikonfigurasi. $TTL 604800 @ IN SOA localhost. root.localhost. ( 1 ; Serial 604800 : Refresh 86400 ; Retry 2419200 ; Expire 604800 ) ; Negative Cache TTL ; @ IN NS localhost. 1.0.0 IN PTR localhost. Sesuaikan data pada file ini dengan data yang tercatat di file db.d3bian, seperti terlihat di bawah ini. $TTL 604800 @ IN SOA ns1.d3bian.local. root.ns1.d3bian.locall ( 1 ; Serial 604800 : Refresh 86400 ; Retry 2419200 ; Expire 604800 ) ; Negative Cache TTL ; @ IN NS ns1.d3bian.local. 254 IN PTR ns1.d3bian.local. Konfigurasi File resolv.conf File /etc/resolv.conf berisi daftar IP Address NS yang akan digunakan. File ini akan baca oleh resolver dan digunakan oleh komputer server dan client. Jadi pastikan ada argumen seperti di bawah ini di file /etc/resolv.conf. search d3bian.local nameserver 192.168.0.254 File host.conf File ini digunakan untuk menentukan urutan proses resolving. Pastikan di dalam file /etc/host.conf terdapat argumen berikut. order bind,hosts multi on Argumen di atas memprioritaskan DNS barulah kemudian file hosts dalam urutan proses resolving. Restart bind Selesai sudah pengkonfigurasian semua file, langkah selanjutnya adalah me-restart bind agar konfigurasi yang kita buat dapat dijalankan. Perintahnya adalah : # /etc/init.d/bind9 restart Dimonitor akan tampak seperti berikut. ns1:~# /etc/init.d/bind9 restart Stopping domain name service...: bind. Starting domain name service...: bind. ns1:~# Jika tampil seperti di atas pada monitor kita, itu menandakan konfigurasi yang kita buat telah benar. Selanjutnya akan kita uji DNS Server kita. Pengujian DNS Server 1. Pengujian dengan perintah dig # dig @192.168.0.254 d3bian.local Keterangan : 192.168.0.254 adalah IP Address dari komputer DNS Server. d3bian.local adalah domain name-nya. Terlihat di monitor seperti berikut ini. ns1:~# dig @192.168.0.254 d3bian.local ; <<>> DiG 9.3.4 <<>> @192.168.0.254 d3bian.local ; (1 server found) ;; global options: printcmd ;; Got answer: ;; ->>HEADER<<- opcode: QUERY, status: NOERROR, id: 2003 ;; flags: qr aa rd ra; QUERY: 1, ANSWER: 1, AUTHORITY: 1, ADDITIONAL: 1 ;; QUESTION SECTION: ;d3bian.local. IN A ;; ANSWER SECTION: d3bian.local. 604800 IN A 192.168.0.254 ;; AUTHORITY SECTION: d3bian.local. 604800 IN NS ns1.d3bian.local. ;; ADDITIONAL SECTION: ns1.d3bian.local. 604800 IN A 192.168.0.254 ;; Query time: 50 msec ;; SERVER: 192.168.0.254#53(192.168.0.254) ;; WHEN: Sat Sep 27 21:02:16 2008 ;; MSG SIZE rcvd: 82 ns1:~# 2. Pengujian dengan perintah nslookup # nslookup www.d3bian.local Keterangan : www adalah nama alias yang sudah didaftarkan pada DNS Server. d3bian.local adalah domain name-nya. Terlihat di monitor seperti berikut ini. ns1:~# # nslookup www.d3bian.local Server: 192.168.0.254 Address: 192.168.0.254#53 www.d3bian.local canonical name = ns1.d3bian.local. Name: ns1.d3bian.local Address: 192.168.0.254 ns1:~# Pengujian di Komputer Client Perintah nslookup juga kita gunakan untuk menguji apakah DNS server sudah dapat digunakan dari komputer client. Namun sebelumnya komputer client harus dikonfigurasi agar dapat mengenali DNS server yang baru. Untuk komputer client yang menggunakan sistem operasi Linux, edit file /etc/resolv.conf. Tambahkan argumen berikut. nameserver 192.168.0.254 search d3bian.local Jika menggunakan sistem operasi Windows XP, lakukan seting DNS dari Control Panel >> Network Connection >> Local Area Conection >> Internet Protocol (TCP/IP) >> Properties. Sedangkan untuk Windows Vista, setting DNS dilakukan dari Control Panel >> Network and Sharing Center >> Manage Network Conections >> Local Area Conection >> Properties >> Local Area Conection Properties >> Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) >> Properties.
Ketikan IP Address dari DNS Server di kolom Preferred DNS server. Sedangkan di kolom Alternate DNS server ketikan IP Address dari DNS Server ISP internet yang kita gunakan, jika jaringan kita tidak tersambung ke internet, kolom ini kosongkan saja. Setelah melakukan konfigurasi komputer client jalankan perintah nslookup seperti kita mencoba DNS Server di komputer server pada command line atau command prompt. Di client yang menggunakan Windows, klik Start >> Run kemudian ketikan cmd. Pada command prompt ini ketikan perintah nslookup www.d3bian.local.